mengenai saya

Foto saya
Masih berdiri dan bertahan ditengah ribuan orang yang siap menjatuhkan. Itu bukan hl yang mudah untuk ditakhlukkan. Kecuali jika kita punya harapan, dan disitu pula kita akan bertahan dan berjuang. By 3rina3lga

Sabtu, 11 Februari 2017

cerpen, kisah haru dibalik kisah cinta

waahhh...
sudah lama nih, saya nggak pernah nge posting kiriman. kali ini saya mau pos kan..!!
selamat membaca .. miss buat yang mau komentar! saran dan kritik nya membantu

Bingkai Kecil




            Bingkai kecil ini di mulai semenjak usia ku remaja, memang pada awalnya aku tak pernah menyangka jika aku akan bertemu dengan nya dan menjalin cerita bersama. Namaku Verly, gadis kecil yang pendiam dan sering dibuat bahan ocehan oleh teman – temanku. Aku murid baru, kami angkatan di kelas X, tapi berbeda dengan mereka. Aku hanyalah gadis yang cupu dan takut dengan dunia diluar rumahku.

“ini seperti sebuah kutukan,” ucapku dalam hati. Aku juga tidak ingin terinjak seperti itu saja, aku juga manusia dan aku juga ingin dihargai bukan hanya sebagai keset untuk mereka membersihkan kaki.
           
Waktu itu, satu bulan aku sangat pendiam bahkan untuk berkenalan dengan teman sekelas ku sekalipun. Kau tau? Semua seakan berubah ketika takdir mempertemukanku dengan sosok pangeran, itulah sebutanku untuknya. Saat itu sekolah mengadakan festival, dan salah satu guru menunjukku untuk mewakili kelas. Aku sangat kaget, aku hanya gadis cupu dan pendiam, lalu apa aku bisa berlaga seperti bintang di fashion show itu? Aku sangat bingung dengan pandangan guru itu. Dari sekian banyak murid, guru itu justru memilihku.
“aku .. ehm,., e,.tidak bisa untuk .. fashion show” ucapku begitu gugup.
“kau punya wajah yang tidak buruk,..!! dan aku sudah punya pasangan untukmu di fashion show.. berlaga lah seolah kalian benar – benar pasangan yang serasi” sambil menyerahkan beberapa foto model pakaian.
         
   Tidak begitu lama, guru itu memperkenalkanku dengan seorang cowok. Dia memang tampan, kulitnya putih berseri , dan senyum simpulnya sungguh manis.
“di.. dia? Apa itu ? bagiku itu terlalu sempurna.. untuk bergandengan tangan denganku” ucap ku dalam hati.
Singkat cerita, 2 minggu sebelum acara fashion show itu dia mengatakan tentang beberapa kelemahanku yang sepertinya membuat dia benci denganku.
“maaf, tapi apa kau sedang sakit mata? Minus mungkin?” sambil mendekat ke arah wajahku.
“e,.em., tidak..!! ini kacamata agar aku tak kemasukan debu”sambil menundukkan kepala, aku sangat grogi jika dipandangi seperti itu. Makhlum saja, karena sebelumnya tak pernah ada seseorang yang memperdulikanku.
“hey., lihat aku..!!” sambil menarik tanganku, disitu jari kami saling mengikat satu sama lain. Akupun perlahan memandang wajahnya.
“kau ini tak perlu menjadi cupu dan pendiam.” Singkat ucapannya.
“kenapa?” aku menjadi penasaran.
“karena kau, tak pantas seperti itu. Lihatlah, sesungguhnya kau manis, kau cantik, lalu apa yang membuatmu takut dengan dunia? Kau hanya perlu percaya diri..” ucapan itu begitu meyakinkan.
            Tapi aku hanya membalasnya dengan menggelengkan kepala, tidak..!! karena aku tidak bisa percaya diri, entahlah aku tak tau persis penyebabnya.
“saat fashion show berlangsung, kau harus hangat dalam gandenganku dan kau harus tersenyum disetiap perjalanan. Jangan takut karena kau seperti berlian yang belum diasah.. kau tak perlu takut dengan rempah – rempah seperti temanmu..”
Aku sedikit heran, bagaimana bisa dia tau jika teman – temanku sering mengejekku?
“hey.. apa kau dengar perkataanku/?” dia mencoba memecahkan lamunanku.
“hey., kau harus berjanji padaku, untuk tidak menyendiri seperti ini.” Kamipun berjabat tangan. Aku mengenal namanya dari baju sekolah, dia adalah Kafar.
            Fashion show berlangsung, dan seperti dugaanku sebelumnya. Aku tidak bisa berjalan di atas sepatu ber high hill tinggi hingga akhirnya aku hampir terjatuh.
“hahhahahahahhaa..” ketawa geli temanku yang sedang melihatku sangat membuatku kembali takut. Dan kali ini, Kafar menyelamatkanku. Dia melindungiku dari berbagai tawaan itu.
“kenapa hatiku berdetak sekencang ini?” ucapku dalam hati.
            Bukankah aku ini pendiam//. Aku tidak pernah merasakan cinta sebelumnya, tapi kali ini entah kenapa aku mulai menyukainya. Satu bulan telah berlalu, satu buku diaryku penuh dengan cerita ku dengan Kafar. Saat kami mulai berkenalan, aku tau dia adalah lelaki humoris dan itulah yang membuatku nyaman sampai saat ini.
Kerap kali aku mencuri – curi waktu untuk dapat melihatnya, sekolah sebesar ini sangat terasa sempit untukku. Apalagi ketika melihatnya sedang bernyanyi dengan hadset di kedua telinganya.
Aku tersenyum, aku sangat lega dapat melihatnya tapi aku tak pernah mengatakan jika aku mencintainya. Meski kini aku lebih sedikit berani dan tidak begitu pendiam, tapi sama saja aku tak berani untuk menyapanya seperti dulu.
            Karena bisa saja, Kafar sudah lupa denganku. Selama kami bersimpangan saat ke kantin, kami hanya saling melihat tanpa saling menyapa, disitu tak ada satu pun simbol bahwa dia masih mengenalku. Itulah alasan kenapa aku menyembunyikan perasaan ini.
“kenapa ini? Kenapa aku mencintai sesuatu yang tak dapat kumiliki?” hanya bertanya, bertanya kepada takdir yang hanya diam membisu.
            Satu semester sudah terlewati, bahkan hari yang semakin jauhhhh saat kami mulai berkenalan, dia menyapaku.. aku bahkan tak percaya itu.
“Verly..” sambil berlari kecil menuju arahku. Saat itu aku akan menuju ke parkiran, disana sepi karena sudah banyak murid yang pulang.
“kau? Kau tau namaku?”
“tentu saja..! bukankah kita pernah menjadi pasangan saat fashion show? Bukankah cowok yang menyelamatkanmu saat kau terjatuh itu aku? Apa kau lupa..?”kami berbicara sembari berjalan menuju motor masing – masing.
“hmm, iya aku sangat mengingat itu..!! aku tak pernah melupakan sesuatu yang menyenangkan.”
“what..? apa yang menyenangkan? Apa bersanding denganku adalah sesuatu yang menyenangkan untukmu?”
            Hanya saja, aku tak mungkin menjawab IYA saat pertanyaan yang ingin sekali kudengar sudah diucapkan.
“apa kau ini? Tidak.. bukan itu.,”
“lalu?”
“ aku senang, karena masa – masa itulah aku mulai berubah, dan kini aku bukan gadis cupu karena motivasimu..!! hanya kau lelaki pertama yang mengucapkan hal itu, yang membangunkan semangatku”
Aku melihat, wajahnya seperti tidak puas dengan jawabanku. Setiap lampu merah yang kami lewati aku selalu memandangnya, terlihat lesu dan tak bertenaga.
Saat itu aku memikirkan, apa aku harus mengatakan jika aku mencintainya? Aku rasa dia mulai menaruh perhatian padaku.
“Kafar.. aku sangat mencintaimu, .. ohh bukan seperti itu, aku cewek dan sangat aneh rasanya jika aku menembak cowok,, ya itu terbalik..” ucapku dalam hati. Berbagai kata mulai ku rangkai untuk mengutarakan satu kata yang disebut sebagai CINTA.
BROOOAAAKKKKK>>> JDAARRRR..!!
“hah..!!” aku begitu terkejut, dan meminggirkan kendaraanku, lalu berhenti dan memandangi sesuatu.
“apa? Siapa itu? Dia kecelakaan..!!” ucap sorak para warga sekitar.
            Setelah aku menganalis, seseorang yang ada di depanku adalah Kafar, aku takin dia pasti yang menjadi korban kecelakaan itu. Aku langsung berlari menghampiri nya, orang yang ku suka selama ini.
Dan kali ini aku sangat terlambat, Kafar sudah pergi dari dunia. Dia meninggal, dan aku terlambat untuk mengatakan perasaanku.
Saat itu hatiku hancur, sesuatu telah hilang dalam diriku, dan kosong seperti lautan lepas.
“bagaimana mungkin? Kenapa takdir mengembalikannya??” aku hanya berontak. Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa semua ini hanya mimpi, mimpi yang sangat panjang.
Tapi tidakk.......!!! ini nyata, dan aku harus menerima kenyataan yang ada.
            Keluarganya pun juga turut kehilangan, beberapa teman,dan juga diriku. Saat barang Kafar ketinggalan di dalam tasku aku pun merasa penasaran dan membukanya di rumah.
Aku ingin memberikan barang itu setelah dia sadar dari koma, tapi tidak jadi, karena dia sudah pergi.
“buku apa ini?” aku membolak balik sampul buku biru tua itu, dengan air mata yang masih lebam. Saat aku membaca isi buku diary nya, aku sungguh tak percaya
Dan semua berasa di luar kendali otakku. Dia juga menyukaiku, dan diam – diam dia juga mencuri – curi waktu untuk dapat melihatku. Disini aku tau, bukan hanya aku yang terluka tapi juga dia, dia juga terluka.
            Dan cinta yang diberikan takdir telah berhasil membuat kami terpisah sejauh ini. Aku sempat menyerag dan ingin pergi dari kenyataan. Tapi mau tidak mau aku harus melewati kenyataan ini. Berjalan tanpa Kafar dan mengenangnya dalam buku diaryku.
Satu penyesalan yang aku tidak tau, siapa yang salah dalam cerita ini? Apakah aku yang terlalu pesimis dan menganggapnya tidak menyukaiku, atau karena kami sama – sama diam di tempat? Kini apa yang bisa kulakukan? Hari seolah berlalu, tapi setidaknya kami sempat bertatapan muka dan berbicara sebentar.
Aku lega, karena di akhir perpisahan dia sempat tersenyum dan dia meninggalkan buku diarynya. Yang berisi bahwa dia juga mencintaiku di waktu yang sama.....
Aku mencoba mengikhlaskan segala sesuatu yang terjadi, membuatnya sebagai inspirasi untuk ku kedepannya. Bukankah pada akhirnya kehidupan hanyalah tentang merelakan segalanya. Ini memang sulit, karena aku tak bisa melihatnya lagi , memegang tangannya dan hal lain lainnya.
Merelakan yang hampir kumiliki, tidak sampai pada akhir kesempatan. Mungkin karena aku selalu membuang kesempatan yang diberikan takdir. Seharusnya selagi ada waktu, aku harus menyempatkan mata dan mulut untuk sekedar menyapa, setidaknya sebelum semua ini telah terjadi.
            Dan kini aku mungkin akan memulai cerita baru, bukankah cerita yang ku alami dengan Kafar merupakan bingkai kecil dalam kehidupan kami? Meski tak dapat bersama, setidaknya kami pernah tertawa bersama.
Kurasa memang beginilah kehidupan, seseorang datang dan memberi cerita lalu menghasilkan harapan baru dan berakhir dengan perpisahan. Entah berpisah karena tidak cocok atau berpisah karena kematian.
Cinta yang dewasa, aku Verly/......... tidak boleh cengeng dan membiarkan segalanya berlalu. Mungkin ada sesuatu yang lebih indah dari bingkai kecilku dengan Kafar.


Selagi masih ada waktu,
Janganlah kau membuang semuanya hanya karena kau takut mengungkapkannya
Cinta sangat menyakitkan jika itu selalu dipendam
Setidaknya dia tahu, bila kau mencintainya..... itulah
Hal yang indah meski belum tau akhir dari semuanya. Yakin adalah kata yang paling penting
Karena seperti kata pepatah
Kesempatan belum tentu datang untuk yang kedua kalinya/
Pernyataan itu ada benarnya.



By       : Erina Elga Apriliani
Genre  : Inspiratif tentang percintaan
Ending            : mengharukan, belajar mengikhlaskan dan menghargai waktu





Tidak ada komentar:

Posting Komentar