barang kali ada di antara kalian yang sejalan seperti kisah yang saya tulis.
saran dan kritik sangat saya butuhkan
selamat membaca....
Semua Akan Kalah Dengan Takdir
Sebuah
cerita pendek yang dimulai semenjak perkenalan Firda dan Galih. Iya, kabarnya
mereka memang pernah berpartisipasi dalam Lomba Fashion Show Batik di Sekolah
Mekar Jaya 1, acara yang diadakan secara berpasangan. Mereka sudah menang dan
mendapatkan tropic pasangan yang paling serasi dengan pakaian yang paling indah
se Jawa Timur. Beberapa murid di sekolah Mekar Jaya 1 yang pernah melihat
action mereka memang menyangka bahwa Firda dan Galih adalah sepasang kekasih. Tidak
hanya itu, beberapa juri dan juga penonton bahkan polisi yang menjaga keamanan
lomba itu turut berfikir bahwa mereka memang pasangan.
Selayaknya
manusia biasa, cinta diawali karena terbiasa bertatap muka, cinta juga diawali
dengan sebuah perkenalan yang menghadirkan kenyamanan. Itu lah gambaran yang
ditujukan untuk mereka berdua, saat pertemuan pertama mereka di acara Lomba
membuat Firda menjadi sering bertemu Galih, Galih juga seseorang yang humoris
dan cepat akrab. Mungkin itulah yang dirasakan Firda, entah kenapa Firda mulai
memperhatikan Cowok yang pernah menjadi pasangannya dalam lomba.
“kenapa? Apa ini cinta? \” ucap Firda dalam hati.
“ehm.., kurasa tidak.! Galih bahkan bersikap biasa
saja denganku” sempat Firda berfikiran tentang hal itu.
Suatu
Hari, karena acara Pramuka di wajib kan untuk seluruh kelas X, Firda dan Galih
bersimpangan kembali, untuk yang kesekian kalinya mereka saling menatap. Namun
sama saja mereka hanya diam dan berlalu begitu saja meski mata mereka tak bisa
membohongi sesuatu yang di coba untuk di sembunyikan.
“kenapa dia hanya diam saja? Apa dia lupa dengan
aku? Pasangannya dulu>... ahh tidak mungkin dia cepat lupa seperti itu, apa
aku saja ya yang terlalu berharap padanya?” semua pertanyaan membelegu di
fikiran Firda.
Tapi hatinya mudah leleh, terutama saat Galih
memberi Perhatian kecil pada Firda.
“hey.., apa kau bawa jam tangan?” sambil melirik ke
arah tangan kiri Firda.
“oh., ehm.. ii iya.” Gugup, itulah kata yang ada di
tubuh Firda.
“jam berapa sekarang?”
“jam 7.. eh maksudnya jam 3 lebih 7 menit”
Sungguh
aneh, padahal di balik semua itu Galih juga telah mempersiapkan sesuatu untuk
bertanya pada Firda, dia mencoba mencari pertanyaan hanya untuk mendengar suara
Firda dan juga melihat wajah Firda. Bukankah ini sangat aneh? Mereka berdua
saling suka hanya dari sebuah pertemuan yang kebetulan selain itu mereka juga
mengagumi dan menyukai dalam diam , tanpa bergerak lebih maju sedikitpun.
Selayaknya
manusia biasa juga, Firda dan Galih.... mereka juga memiliki haters, senior
yang mengikuti ekstra Pramuka bernama Maria, dia terlihat menyukai junior yang
bernama Galih. Bagaimana tidak/.? Galih adalah anak Band, dia bisa bernyanyi
dan bermain gitar dengan baik, selain itu nilai Patriotnya juga sangat tinggi
karena dia juga menang dalam lomba PBB. Siapa yang tidak terkagum – kagum
melihat Galih? Seseorang yang memang terkenal tampan plus keren.
“aduhh... kok di sebelahku Firda lagi sih?” ucap
Galih sambil duduk di samping Firda.
“ehm. Kalau nggak suka ya kamu pergi aja..!!” ucap Firda
kesal.
“hey, Pramuka sedang dimulai, mana bisa aku bubar
barisan sesuka ku hanya karena kamu”
“iiihhh.., Galih apaan sih?” sambil menampar
punggung Galih.
“aauuu... sakit Firda, coba kamu yang aku
tampar>” sedikit candaan yang membuat kak Senior terutama kak Maria menjadi
marah.
“hey kalian....” sambil menunjuk ke arah mereka
berdua.
“jangan bikin heboh di acara Pramuka..” lalu berlalu
begitu saja, dia juga menginjak rok Pramuka ku yang panjangnya menyentuh tanah.
Galih
melihat semua itu, tapi dia tidak mungkin perhatian penuh pada Firda. Sedangkan
German temannya Galih pernah bercerita bahwa Firda mempunyai kekasih, meski
kekasihnya jauh diluar kota. Sama saja, dia mempunyai kekasih dan itu
menghambat Galih untuk melangkah menyatakan rasa suka nya selama ini. Meski
Galih sering mengetahui kalau Firda melihati Galih tanpa henti, namun Galih
menganggap itu hal biasa. Bukankah cewek suka melamun kalau ada masalah?
Mungkin saja itu yang terjadi pada Firda.
Hingga sampai saat itu mereka masih saling menduga –
duga dan juga bertanya pada diri masing – masing.
Pengumuman
baru ..!! karena sekolah Mekar Jaya 1 akan mengadakan jelajah dalam rangka
pemenuhan SKU ke Pramukaan. Itu artinya semua kelas X mengikuti kegiatan
tersebut, Firda menempati sangga Perintis sedangkan Galih menempati sangga
Pendobrak. Sangga itu sangat jauh untuk jarak mereka, bagaikan sabang sampai
merauke.
Tapi kembali lagi pada kebetulan semata, saat
jelajah sangga Perintis diberangkatkan menuju jalan – jalan sempit di pinggir
kota, selepas sangga yang diduduki firda ternyata adalah sangga Pendobrak milik
Galih. Disitu mereka juga kembali saling diam saat bersimpangan bahkan keduanya
saling bertanya pada hati masing – masing
“kenapa dia hanya diam saat bersimpangan denganku?”
Kegiatan
itu berjalan dengan sangat menyenangkan, itulah gambaran pada awal mereka
berangkat. Tapi di tengah perjalanan sangga mereka berdua harus berpisah, entah
takdir atau kesengajaan kak Maria.
“bagaimana bisa sangga Perintis dan Pendobrak
menjadi satu kesatuan?” dengan sangat kesal dan berpaling di samping tubuhku.
“hey kau.. siapkan barisan..!!” dengan menculik
lenganku menuju ke depan. Disitu Firda tau kalau Galih sedang melihatinya,
karena Galih penasaran dengan keadaan cewek yang kini disukainya dalam diam.
“tapi aku bukan ketua sangga kak..!! bukankah
itu tugas ketua?” tanya Firda
menegosiasi.
“kalau kak Maria bilangnya kamu , ya harus kamu..!!”
sambil menjongkrok kan ku lebih depan.
Disitu
tangan Galih seolah hendak menolongku dari kejauhan, kakinya setengah lebih
maju dengan ekspresi khawatir. “Fir.. Firda, aku selalu berdoa agar kau bisa”
ucap Galih dalam batinnya. Tapi Firda bukan anak yang begitu tau tentang PBB,
beda dengan Galih yang sangat tau tentang PBB. Karena Firda tidak menjalankan
tugas dengan benar, dia dimarahi habis – habisan lalu berlari mengelilingi
lapangan sambil membawa tongkat pramuka. Firda berhasil menjalankan hukuman
itu, hingga putaran terakhir dia jatuh ke tanah karena sudah tidak kuat.
“aduhh..!! aku sungguh lelah” risau Firda yang
mengusik telinga Galih saat regu Galih sudah disiapkan.
Sekali lagi, Firda mengetahui kalau Galih menoleh ke
hadapannya. Namun Firda tak bisa melihat Galih, karena terlalu malu saat
dihukum dan juga tak punya nyali untuk menatap Galih.
Kini
Galih sudah berjalan menuju pos berikutnya, sedangkan Firda masih terpaku
meratapi nasibnya yang selalu salah dimata kak Maria. Kak Maria itu memang
sengaja agar mereka berdua terpisah, agar mereka tidak saling menatap mata dan
berbisik pada hati kecilnya.
Sesampainya di sawah, Firda sudah hampir saja untuk
selangkah dekat dengan Galih. Tapi sayang......... Galih sudah harus baris dan melanjutkan
ke pos berikutnya.
“kenapa cinta ku tak pernah sampai padamu? Lalu
kapan hati ini sampai pada pelabuhan ini?” sungguh melelahkan. Galih juga
berfikir, dia berdoa agar Firda cepat sampai di belakang tubuhnya karena kali
ini Galih ingin memberikan tissue dan air mineral untuk rasa perhatiannya pada
Firda.
Tapi kali ini Firda benar – benar terjebak saat
melewati labirin, dia tak tau lagi harus berjalan ke arah mana. Itu juga pernah
di rasakan Galih namun dia cepat bertindak dan akhirnya berhasil sampai di
lapangan.
Galih
sangat gelisah, sudah berpuluh – puluh orang sampai di pangkalan bersamanya
namun tidak ada wajah Firda disini, karena Firda memang belum sampai di
pangkalan.
“apa dia tersesat? Labirin itu sangat rumit,
ditambah tubuhnya yangs sudah lelah...” ucap Galih sangat gelisah.
“hey, apa kau tadi menyebut nama Firda?” tanya
German sambil menepuk Bahu sahabatnya yang duduk dengan wajah kusam.
“a.. aku/. ? aku hanya menyebut kata dia..” sambil
menyengirkan alis.
“iya.. bukannya dia yang kau maksud itu adalah
Firda?” kali ini Galih hanya bisa tersenyum, dia tak menyangka bahwa German
sudah mengamati mereka berdua sejak dulu, pandangan Galih saat menjumpai Firda
memang berbeda, setidaknya itulah cinta yang terlihat. German juga mengetahui
kalau kak Maria sengaja menjauhkan mereka dengan menyesatkan Firda di labirin.
“ehh.. itu dia” sambil memandang ke arah Firda yang
sempoyongan menuju pangkalan.
“ehm.. Firda,” sapa German ramah.
“apa kau mau ambil minum? Minuman ada di sebelah
Galih” sambil menunjukkan arah air itu.
Dengan
pelan tapi pasti, mereka berdua bertemu saat mengambil air minum, German memang
sengaja mempertemukan mereka berdua karena cinta memang harus diungkapkan.
Hanya seseorang karena kondisi atau memang karena tak punya usaha lah yang
selalu memendam cintanya dan akhirnya hilang begitu saja termakan waktu.
Saat pengumuman sangga terbaik.., ini sungguh tak
dapat di percaya bahwa Galih mendapatakan tropic dengan lelaki yang paling
disiplin selama proses jelajah, sedangkan yang wanita adalah Firda, karena dia
berani mempertanggung jawabkan kesalahan dan melaksanakan hukuman.
“apaa???” kak Maria terlihat Scokk.
“kenapa harus mereka?” kak Maria sangat protes, dia
tak terima dengan keputusan juri.
Kali ini kurasa Firda menang, cinta berhasil bersanding dengannya
dan dihadapan banyak murid.
“kita bertemu lagi...” ucap Galih sambil membisikkan
nya ke arah telinga Firda
“iya.. tapi sama saja” ucap Firda sambil membisikkan
ke arah telinga Galih
“apa maksudmu?”
“ya, kau tak pernah mengucapkan sesuatu yang
membuatku heran..” seperti itulah, mereka saling berbisik – bisik diantara
ratusan murid yang bertepuk tangan karena kejuaraan mereka.
Dan
sepulang kegiatan pramuka Galih menemui Firda di halaman tengah. Ini juga
karena nasehat German, dia tak ingin sahabatnya jatuh dalam lubang penyesalan
karena tak berani menyatakan cinta pada Firda.
“firda.....” sambil berlarian kecil menuju arah
Firda.
“tadi, kau bilang .. kalau ingin mendengarkan
sesuatu dariku yang akan membuatmu heran bukan? Apa ucapanmu tadi masih berlaku
untuk saat ini?”
“ehmm, iya” sambil tersenyum tipis.
“aku mencintaimu.,”
“apaa?” ucap Firda sangat senang dan heran.
“aku juga heran, tapi aku sangat takut kehilanganmu,
saat kau dimarahi kak Maria aku sangat ingin menolongmu bahkan rela
menggantikanmu ..!!” sambil tersenyum. Senyum itu sudah lama Firda inginkan
sebelumnya. Dari semua mimpi yang Firda dapatkan, dia sungguh ingin mimpi
berpasangan lagi dengan Galih menjadi kenyataan.
“jadi benar? Kau sering melihatiku?” ucap riang
Firda,
Dan Galih menganggukkan kepala
“bukankah kau juga demikian?” lalu mereka semua
tersenyum tipis.
Disitulah
mereka mulai mengenal kata cinta, ternyata cinta yang sejati adalah cinta yang
saling memperdulikan satu sama lain. Berjuang dan memperjuangkan apapun yang
terlihat mustahil. Kalau memang sudah takdir, sekuat apapun sihir manusia yang
memisahkan pasti akan sirna dengan kata takdir. Jika mereka ditakdirkan untuk
bersama mereka pasti akan bersama meski pada awalnya harus ada yang berkorban,
tapi itulah cinta
Dan cinta yang hadir secara kebetulan adalah sesuatu
yang sangat mengesankan. Seperti kiriman yang tak terduga dari sang pencipta,
kado terindah karena dapat mengagumi seseorang. Firda besyukur karena doa malam nya tak pernah
sia – sia, dan doa saat hujannya tak pernah luput karena sihir manusia
By :
Erina Elga Apriliani
Kelas : X Ipa
1
Genre :
inspiratif romance
Ending :
bersama, karena takdir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar