mengenai saya

Foto saya
Masih berdiri dan bertahan ditengah ribuan orang yang siap menjatuhkan. Itu bukan hl yang mudah untuk ditakhlukkan. Kecuali jika kita punya harapan, dan disitu pula kita akan bertahan dan berjuang. By 3rina3lga

Sabtu, 11 Februari 2017

cerpen, genre cinta berakhir bahagia

semoga bermanfaat untuk yang membaca..!1
barang kali ada di antara kalian yang sejalan seperti kisah yang saya tulis.
saran dan kritik sangat saya butuhkan
selamat membaca....


Semua Akan Kalah Dengan Takdir



            Sebuah cerita pendek yang dimulai semenjak perkenalan Firda dan Galih. Iya, kabarnya mereka memang pernah berpartisipasi dalam Lomba Fashion Show Batik di Sekolah Mekar Jaya 1, acara yang diadakan secara berpasangan. Mereka sudah menang dan mendapatkan tropic pasangan yang paling serasi dengan pakaian yang paling indah se Jawa Timur. Beberapa murid di sekolah Mekar Jaya 1 yang pernah melihat action mereka memang menyangka bahwa Firda dan Galih adalah sepasang kekasih. Tidak hanya itu, beberapa juri dan juga penonton bahkan polisi yang menjaga keamanan lomba itu turut berfikir bahwa mereka memang pasangan.
            Selayaknya manusia biasa, cinta diawali karena terbiasa bertatap muka, cinta juga diawali dengan sebuah perkenalan yang menghadirkan kenyamanan. Itu lah gambaran yang ditujukan untuk mereka berdua, saat pertemuan pertama mereka di acara Lomba membuat Firda menjadi sering bertemu Galih, Galih juga seseorang yang humoris dan cepat akrab. Mungkin itulah yang dirasakan Firda, entah kenapa Firda mulai memperhatikan Cowok yang pernah menjadi pasangannya dalam lomba.
“kenapa? Apa ini cinta? \” ucap Firda dalam hati.
“ehm.., kurasa tidak.! Galih bahkan bersikap biasa saja denganku” sempat Firda berfikiran tentang hal itu.
            Suatu Hari, karena acara Pramuka di wajib kan untuk seluruh kelas X, Firda dan Galih bersimpangan kembali, untuk yang kesekian kalinya mereka saling menatap. Namun sama saja mereka hanya diam dan berlalu begitu saja meski mata mereka tak bisa membohongi sesuatu yang di coba untuk di sembunyikan.
“kenapa dia hanya diam saja? Apa dia lupa dengan aku? Pasangannya dulu>... ahh tidak mungkin dia cepat lupa seperti itu, apa aku saja ya yang terlalu berharap padanya?” semua pertanyaan membelegu di fikiran Firda.
Tapi hatinya mudah leleh, terutama saat Galih memberi Perhatian kecil pada Firda.
“hey.., apa kau bawa jam tangan?” sambil melirik ke arah tangan kiri Firda.
“oh., ehm.. ii iya.” Gugup, itulah kata yang ada di tubuh Firda.
“jam berapa sekarang?”
“jam 7.. eh maksudnya jam 3 lebih 7 menit”
            Sungguh aneh, padahal di balik semua itu Galih juga telah mempersiapkan sesuatu untuk bertanya pada Firda, dia mencoba mencari pertanyaan hanya untuk mendengar suara Firda dan juga melihat wajah Firda. Bukankah ini sangat aneh? Mereka berdua saling suka hanya dari sebuah pertemuan yang kebetulan selain itu mereka juga mengagumi dan menyukai dalam diam , tanpa bergerak lebih maju sedikitpun.
            Selayaknya manusia biasa juga, Firda dan Galih.... mereka juga memiliki haters, senior yang mengikuti ekstra Pramuka bernama Maria, dia terlihat menyukai junior yang bernama Galih. Bagaimana tidak/.? Galih adalah anak Band, dia bisa bernyanyi dan bermain gitar dengan baik, selain itu nilai Patriotnya juga sangat tinggi karena dia juga menang dalam lomba PBB. Siapa yang tidak terkagum – kagum melihat Galih? Seseorang yang memang terkenal tampan plus keren.
“aduhh... kok di sebelahku Firda lagi sih?” ucap Galih sambil duduk di samping Firda.
“ehm. Kalau nggak suka ya kamu pergi aja..!!” ucap Firda kesal.
“hey, Pramuka sedang dimulai, mana bisa aku bubar barisan sesuka ku hanya karena kamu”
“iiihhh.., Galih apaan sih?” sambil menampar punggung Galih.
“aauuu... sakit Firda, coba kamu yang aku tampar>” sedikit candaan yang membuat kak Senior terutama kak Maria menjadi marah.
“hey kalian....” sambil menunjuk ke arah mereka berdua.
“jangan bikin heboh di acara Pramuka..” lalu berlalu begitu saja, dia juga menginjak rok Pramuka ku yang panjangnya menyentuh tanah.
            Galih melihat semua itu, tapi dia tidak mungkin perhatian penuh pada Firda. Sedangkan German temannya Galih pernah bercerita bahwa Firda mempunyai kekasih, meski kekasihnya jauh diluar kota. Sama saja, dia mempunyai kekasih dan itu menghambat Galih untuk melangkah menyatakan rasa suka nya selama ini. Meski Galih sering mengetahui kalau Firda melihati Galih tanpa henti, namun Galih menganggap itu hal biasa. Bukankah cewek suka melamun kalau ada masalah? Mungkin saja itu yang terjadi pada Firda.
Hingga sampai saat itu mereka masih saling menduga – duga dan juga bertanya pada diri masing – masing.
            Pengumuman baru ..!! karena sekolah Mekar Jaya 1 akan mengadakan jelajah dalam rangka pemenuhan SKU ke Pramukaan. Itu artinya semua kelas X mengikuti kegiatan tersebut, Firda menempati sangga Perintis sedangkan Galih menempati sangga Pendobrak. Sangga itu sangat jauh untuk jarak mereka, bagaikan sabang sampai merauke.
Tapi kembali lagi pada kebetulan semata, saat jelajah sangga Perintis diberangkatkan menuju jalan – jalan sempit di pinggir kota, selepas sangga yang diduduki firda ternyata adalah sangga Pendobrak milik Galih. Disitu mereka juga kembali saling diam saat bersimpangan bahkan keduanya saling bertanya pada hati masing – masing
“kenapa dia hanya diam saat bersimpangan denganku?”
            Kegiatan itu berjalan dengan sangat menyenangkan, itulah gambaran pada awal mereka berangkat. Tapi di tengah perjalanan sangga mereka berdua harus berpisah, entah takdir atau kesengajaan kak Maria.
“bagaimana bisa sangga Perintis dan Pendobrak menjadi satu kesatuan?” dengan sangat kesal dan berpaling di samping tubuhku.
“hey kau.. siapkan barisan..!!” dengan menculik lenganku menuju ke depan. Disitu Firda tau kalau Galih sedang melihatinya, karena Galih penasaran dengan keadaan cewek yang kini disukainya dalam diam.
“tapi aku bukan ketua sangga kak..!! bukankah itu  tugas ketua?” tanya Firda menegosiasi.
“kalau kak Maria bilangnya kamu , ya harus kamu..!!” sambil menjongkrok kan ku lebih depan.
            Disitu tangan Galih seolah hendak menolongku dari kejauhan, kakinya setengah lebih maju dengan ekspresi khawatir. “Fir.. Firda, aku selalu berdoa agar kau bisa” ucap Galih dalam batinnya. Tapi Firda bukan anak yang begitu tau tentang PBB, beda dengan Galih yang sangat tau tentang PBB. Karena Firda tidak menjalankan tugas dengan benar, dia dimarahi habis – habisan lalu berlari mengelilingi lapangan sambil membawa tongkat pramuka. Firda berhasil menjalankan hukuman itu, hingga putaran terakhir dia jatuh ke tanah karena sudah tidak kuat.
“aduhh..!! aku sungguh lelah” risau Firda yang mengusik telinga Galih saat regu Galih sudah disiapkan.
Sekali lagi, Firda mengetahui kalau Galih menoleh ke hadapannya. Namun Firda tak bisa melihat Galih, karena terlalu malu saat dihukum dan juga tak punya nyali untuk menatap Galih.
            Kini Galih sudah berjalan menuju pos berikutnya, sedangkan Firda masih terpaku meratapi nasibnya yang selalu salah dimata kak Maria. Kak Maria itu memang sengaja agar mereka berdua terpisah, agar mereka tidak saling menatap mata dan berbisik pada hati kecilnya.
Sesampainya di sawah, Firda sudah hampir saja untuk selangkah dekat dengan Galih. Tapi sayang......... Galih sudah harus baris dan melanjutkan ke pos berikutnya.
“kenapa cinta ku tak pernah sampai padamu? Lalu kapan hati ini sampai pada pelabuhan ini?” sungguh melelahkan. Galih juga berfikir, dia berdoa agar Firda cepat sampai di belakang tubuhnya karena kali ini Galih ingin memberikan tissue dan air mineral untuk rasa perhatiannya pada Firda.
Tapi kali ini Firda benar – benar terjebak saat melewati labirin, dia tak tau lagi harus berjalan ke arah mana. Itu juga pernah di rasakan Galih namun dia cepat bertindak dan akhirnya berhasil sampai di lapangan.
            Galih sangat gelisah, sudah berpuluh – puluh orang sampai di pangkalan bersamanya namun tidak ada wajah Firda disini, karena Firda memang belum sampai di pangkalan.
“apa dia tersesat? Labirin itu sangat rumit, ditambah tubuhnya yangs sudah lelah...” ucap Galih sangat gelisah.
“hey, apa kau tadi menyebut nama Firda?” tanya German sambil menepuk Bahu sahabatnya yang duduk dengan wajah kusam.
“a.. aku/. ? aku hanya menyebut kata dia..” sambil menyengirkan alis.
“iya.. bukannya dia yang kau maksud itu adalah Firda?” kali ini Galih hanya bisa tersenyum, dia tak menyangka bahwa German sudah mengamati mereka berdua sejak dulu, pandangan Galih saat menjumpai Firda memang berbeda, setidaknya itulah cinta yang terlihat. German juga mengetahui kalau kak Maria sengaja menjauhkan mereka dengan menyesatkan Firda di labirin.
“ehh.. itu dia” sambil memandang ke arah Firda yang sempoyongan menuju pangkalan.
“ehm.. Firda,” sapa German ramah.
“apa kau mau ambil minum? Minuman ada di sebelah Galih” sambil menunjukkan arah air itu.
            Dengan pelan tapi pasti, mereka berdua bertemu saat mengambil air minum, German memang sengaja mempertemukan mereka berdua karena cinta memang harus diungkapkan. Hanya seseorang karena kondisi atau memang karena tak punya usaha lah yang selalu memendam cintanya dan akhirnya hilang begitu saja termakan waktu.
Saat pengumuman sangga terbaik.., ini sungguh tak dapat di percaya bahwa Galih mendapatakan tropic dengan lelaki yang paling disiplin selama proses jelajah, sedangkan yang wanita adalah Firda, karena dia berani mempertanggung jawabkan kesalahan dan melaksanakan hukuman.
“apaa???” kak Maria terlihat Scokk.
“kenapa harus mereka?” kak Maria sangat protes, dia tak terima dengan keputusan juri.
Kali ini kurasa Firda  menang, cinta berhasil bersanding dengannya dan dihadapan banyak murid.
“kita bertemu lagi...” ucap Galih sambil membisikkan nya ke arah telinga Firda
“iya.. tapi sama saja” ucap Firda sambil membisikkan ke arah telinga Galih
“apa maksudmu?”
“ya, kau tak pernah mengucapkan sesuatu yang membuatku heran..” seperti itulah, mereka saling berbisik – bisik diantara ratusan murid yang bertepuk tangan karena kejuaraan mereka.
            Dan sepulang kegiatan pramuka Galih menemui Firda di halaman tengah. Ini juga karena nasehat German, dia tak ingin sahabatnya jatuh dalam lubang penyesalan karena tak berani menyatakan cinta pada Firda.
“firda.....” sambil berlarian kecil menuju arah Firda.
“tadi, kau bilang .. kalau ingin mendengarkan sesuatu dariku yang akan membuatmu heran bukan? Apa ucapanmu tadi masih berlaku untuk saat ini?”
“ehmm, iya” sambil tersenyum tipis.
“aku mencintaimu.,”
“apaa?” ucap Firda sangat senang dan heran.
“aku juga heran, tapi aku sangat takut kehilanganmu, saat kau dimarahi kak Maria aku sangat ingin menolongmu bahkan rela menggantikanmu ..!!” sambil tersenyum. Senyum itu sudah lama Firda inginkan sebelumnya. Dari semua mimpi yang Firda dapatkan, dia sungguh ingin mimpi berpasangan lagi dengan Galih menjadi kenyataan.
“jadi benar? Kau sering melihatiku?” ucap riang Firda,
Dan Galih menganggukkan kepala
“bukankah kau juga demikian?” lalu mereka semua tersenyum tipis.
            Disitulah mereka mulai mengenal kata cinta, ternyata cinta yang sejati adalah cinta yang saling memperdulikan satu sama lain. Berjuang dan memperjuangkan apapun yang terlihat mustahil. Kalau memang sudah takdir, sekuat apapun sihir manusia yang memisahkan pasti akan sirna dengan kata takdir. Jika mereka ditakdirkan untuk bersama mereka pasti akan bersama meski pada awalnya harus ada yang berkorban, tapi itulah cinta

Dan cinta yang hadir secara kebetulan adalah sesuatu yang sangat mengesankan. Seperti kiriman yang tak terduga dari sang pencipta, kado terindah karena dapat mengagumi seseorang.  Firda besyukur karena doa malam nya tak pernah sia – sia, dan doa saat hujannya tak pernah luput karena sihir manusia


By       : Erina Elga Apriliani
Kelas   : X Ipa 1
Genre  : inspiratif romance

Ending            : bersama, karena takdir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar